Belajar dari meraba indonesia

Pada 27 july ikut launching buku meraba indonesia di jakarta.

Belajar dari ahmad yunus bagaimana pengalamannya keliling indonesia naik motor sama farid gaban menggunakan handa win, mulai dari kondisi jalan dari berbagai tempat dan cerita tentang kondisi di atas kapal.

Fokus perjalanan ini adalah perjalanan jurnalistik di wilayah terluar kepulauan indonesia daerah daerah yang tertinggal.

Buku meraba indonesia cukup memberi inspirasi dalam rencana usaha keliling indonesia dengan sepeda motor.

Si Penjelajah Nusantara Bermotor

13 Desember 2010

Indonesia terkenal dengan keindahan alamnya. Hal itulah yang membuat Junaedi Arif tergerak untuk menjelajah nusantara dengan motornya telah kembali. Setelah sukses berkeling Indonesia mengendarai sepeda motor pada 2007, kini pria yang akrab disapa pak Jun itu baru saja menjelajahi daerah-daerah di Indonesia dengan Honda Vario Techno CBS 2010.

Junaedi Arif memulai perjalanannya seorang diri pada Juli 2010 menuju Jakarta-Bandung-Yogyakarta-Semarang-Surabaya-Bali-Lombok-Kupang-Irianjaya-Sulawesi-Kalimantan dan kembali ke Sumatera dengan jalur yang sama. Tidak berhenti di Sumatera, Pak Jun melanjutkan ke luar negeri. Perjalanan dimulai lewat jalur Singapura-Malaysia-Thailand-Birma-Bangladesh-Pakistan-Vietnam-Kamboja-India dan balik ke tanah air dengan jalur yang sama. Untuk mengeliling Nusantara dan beberapa negara tetangga, Pak Jun menghabiskan waktu 5 bulan dengan dana Rp 36 juta di Indonesia dan Rp 25 juta untuk di luar tanah air yang didapatnya dari pihak sponsor. Perjalanan dimulai pada Juli 2010 dan berakhir pada 4 Desember 2010 di Lampung. Tidak ada modifikasi besar-besar pada motor yang ditungganginya. Motor hanya menggunakan 3 box dan kapasitor bang untuk mengangkat lampu HID yang digunakan sebagai penerangan. Sementara mesin dibiarkan bawaan pabrik. “Jiwa saya memang suka bertualang. Tidak ada rasa takut sama sekali. Niat saya bulat untuk menjelajah,” kata Junaedi Arif (41) ketika itu mengikuti Jambore Vario di Lampung, Sabtu (4/12/2010). Menurutnya banyak pengalaman yang didapat berkat perjalanan itu. Dan Pak Jun sendiri mendapatkan kepuasan tiada tara. “Saya puas sekali jalan-jalan ke sana-sini seorang diri. Memang ada beberapa keraguan tapi karena niat saya tulus jadi sayanya tidak takut. Salah satunya ketika saya berada di Aceh,” ucap Pak Jun. Di Aceh lanjut pak Jun, pernah ditabrak oleh perampok yang menggunakan sepeda motor. “Namun entah mengapa setelah saya jelaskan jika saya adalah petualang, 2 perampok tersebut malah iba pada saya,” ucap Pak Jun. Nampaknya kejadian itu tidak membuat Pak Jun kapok. Selanjutnya bapak 3 anak itu yang memiliki usaha kelapa sawit itu dalam waktu dekat akan menaklukan dunia menggunakan Honda PCX. “Menurut rencana awal tahun depan sayang berangkat keliling dunia lagi. Jika tidak ada halangan berakhir di April 2011,” tutup Pak Jun.

Sumber: http://www.welovehonda.com/

Sumber: http://www.jakartamotorhonda.com/news/47/

 

KAKEK USIA 76 TH KELILING INDONESIA DENGAN SUPRA

Hari Rabu tgl 18 Juni 2008, PT Capella Dinamik Nusantara selaku Main Dealer sepeda motor Honda dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang sudah berusia lanjut dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra X 125. kedatangan nya ini diantar langsung oleh Club Motor Honda HSX 125 Pekanbaru. Pihak Capella Honda diwakili Bp Ir Suryadi Brata selaku Public Relation PT Capella Honda langsung menemui Bapak tersebut yang memiliki nama Suharjo H.S.

Bapak Suharjo ternyata sedang melakukan perjalanan keliling Indonesia dengan menggunakan Honda Supra X 125. Yang membuat kami lebih kagum, Bp suharjo saat ini berusia 76 tahun, Beliau memulai perjalanannya dari Surabaya tanggal 26 Mei 2008 menuju Bali dan Sumatera. Bapak Suharjo yang beralamat Jl Sedayu No 27 Surabaya, lahir di Solo tanggal 16 Juni 1932 dan telah memiliki 11 orang cucu. Di usia yang telah lanjut, namun semangat nya patut di contoh. Oleha karena itu salah satu alasan beliau melakukan perjalanan ini adalah dalam rangka memperingati 100 tahun kebangkitan nasional. Dengan cara ini Bp Suharjo ingin membuktikan kepada generasi muda saat ini untuk tetap memiliki semangat dalam mencapai keinginannya.. Usia tidak menjadi halangan bagi Bp Suharjo untuk tetap melakukan keinginannya keliling Indonesia dengan menggunakan Sepeda Motor Honda. (Foto: Bp Suharjo, Suryadi Brata (kanan) dan Bp Arman (kiri)

Tidak banyak halangan yang dihadapi selama menempuh perjalanan dari Surabaya, Bali dan Sumatera. dengan Sepeda Motor Honda Supra X 125. Di usia nya yang sudah lanjut, Beliau sangat yakin dengan kemampuan Honda yang sudah terbukti awet dan irit untuk dapat menempuh perjalanan jauh. Bp Suharjo juga cukup mengenal kondisi sepeda motor Honda, karena aktifitas beliau sehari hari adalah membuka bengkel sepeda motor. Beliau sudah lama mengenal dan memiliki Motor Honda, sampai saat inipun beliau masih memiliki Motor kesayangan nya yaitu Honda Cup 70. (Foto:Bp Suharjo bersama nggota HSX 125 Club Pekanbaru)
Target selanjutnya setelah melakukan keliling Indonesia. Bp Suharjo akan melakukan perjalanan keliling Dunia. Untuk rencana ini, Bp Suharjo saat ini telah memiliki SIM Internasional. Dari kecil memang Bp Suharjo gemar melakukan perjalanan jauh. Thn 1952 Bp Suharjo melakukan perjalanan dari Jogja ke Malang dengan menggunakan Sepeda Pancal. Thn 1954 melakukan perjalanan dari dari Jogja menuju Bali dengan berjalan kaki. Untuk melakukan perjalanan ini Bp Suharjo harus memiliki fisik yang kuat. Untuk menjaga kondisi tetap Fit, Bp Suharjo memberikan tips nya untuk tidak merokok, selain itu Bp Suharjo mengikuti olah raga bela diri Pencak Silat.

Setelah bercengkrama dengan pihak PT Capella Dinamik Nusantara. Bp Suharjo langsung melanjutkan perjalanannya menuju Medan dan Aceh. Sebelum berangkat, Pihak PT Capella melakukan pengecekan dan servis terhadap Motor Honda Supra X 125 yang digunakan.

Berdakwah keliling nusantara naik sepeda motor

MEDAN – Muhammad Awi Chengho atau Chow Cin Wi (45 tahun), seorang mualaf keturunan Tionghoa melakukan perjalanan dakwah selama dua tahun mengelilingi nusantara dengan mengendarai sepeda motornya.

“Puluhan kota Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan telah saya singgahi,” kata Awi Chengho di Medan, tadi pagi. Ia mengaku sejak 2007 lalu bertolak dari Medan untuk melakukan perjalanan jauh dengan tujuan berdakwah.

Awi mengatakan, tujuannya keliling Indonesia ingin mengajak masyarakat untuk benar-benar menjaga keindahan alam, kemudahan dan kebenaran agama Islam.

“Saya sudah sejak 2007, tapi untuk di luar Sumatera mulai 2008. Saya tidak mau menggunakan pesawat terbang, lebih enak naik motor karena saya bisa jalan sembari berdakwah,” katanya.

Pria yang memiliki nama asli Chou Cin Wi ini mengaku memiliki tekad kuat untuk memanfaatkan sisa umurnya untuk berdakwah. Awi yang kelahiran Medan 3 Desember 1963 itu menempuh perjalanan belasan ribu kilometer berkeliling nusantara dengan mengendarai sepeda motor bebek Yamaha Vega. Ia hanya ingin menyampaikan ajaran agama yang diyakini benar, yakni Islam.

Di atas jok motor Yamaha Vega bernopol BK 4679 CQ itu dipasangi boks untuk menyimpan berbagai perlengkapan keperluan dakwahnya, seperti seperangkat laptop, LCD, kamera digital, handycam, dan pakaian. Awi juga mendokumentasikan perjalanan dakwah panjangnya itu, selama mengunjungi beberapa kota di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Jawa.

“Saya lakukan ini semua demi keimanan yang saya yakini benar,” ucap Awi yang memeluk agama Islam sejak 13 Oktober 2000.

Semua agama menurutnya mempunyai kemiripan dengan Islam mulai dari ajarannya, larangannya, dan amalannya dan ia telah mempelajarinya bertahun-tahun dan akhirnya menemukan agama Islam yang betul-betul indah.

Dalam berdakwah Awi juga memaparkan legenda China yang terkorelasi dengan kisah-kisah sejumlah nabi, seperti kisah tokoh Tong Sam Chong, Laksamana Ceng Ho, Nabi Isa hingga Nabi Muhammad SAW.

 

Keliling 8 Kepulauan di Indonesia dengan Motor Besar

Bosan bepergian dengan pesawat terbang, tiga rider IMBI Sumut dibantu sejumlah staf merencanakan tur keliling Indonesia menggunakan 3 motor besar. Bagaimana persiapannya?

INDRA JULI-Medan

Indonesia memiliki beragam kekayaan yang tak ternilai baik dari sisi budaya maupun sosial masyarakatnya. Sayang hal itu kurang mendapat perhatian pihak yang berkompeten untuk dikembangkan menjadi sebuah kebanggaan.
Beranjak dari hal itu, beberapa anggota Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Sumatera Utara (Sumut) menggelar kegiatan yang diberi judul Keliling Indoensia dengan Motor Besar. Rencananya kegiatan yang dimulai 9 April hingga 8 Juni 2011 ini akan melalui delapan kepulauan dengan jarak tempuh 12.000 Kilometer selama 60 hari.

Adapun rute yang akan dilalui dimulai dari Medan (start), Pekan Baru, Jambi, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, Surabaya, Madura, Banyuwangi, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Makasar, Toraja, Palu, Gorontalo, Manado, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Palangkaraya, Pontianak, Jakarta, Bandar Lampung, Bengkulu, Padang, Sidikalangan, Takengon, Banda Aceh, Lhokseumawe, dan kembali ke Medan.

Ditemui di Repvblik Kopi di Jalan Setia Budi No 84A Medan, rombongan yang terdiri dari tiga rider (Salimin Djohan Wang, Basri CH, dan Mito yang merangkap Mekanik), lima estafet rider (Rijanto, Fransciscus, Johannes, Herwanto Tris, dan Rudi Daslim), Benny Arwana sebagai Produser Film. Perjalanan panjang itu akan dilakoni dengan tiga motor besar jenis Enduro dengan kapasitas mesin 750 CC didampingi satu unit mobil SUV 4×4.

“Ya seperti sebelum-sebelumnya, ide ini spontanitas dari teman-teman yang suka melakukan perjalanan dengan motor besar. Ada kesan berbeda dibanding bepergian dengan menggunakan pesawat, atau mobil,” ucap rider Salimin Djohan Wang.

Namun mengingat perjalanan yang ditempuh kali ini cukup panjang, rombongan pun mengaku menggelar persiapan jauh-jauh hari. Seperti menggelar persiapan fisik untuk memastikan stamina peserta kegiatan tetap fit. Begitu juga dengan persiapan suku cadang kendaraan yang sengaja didatangkan dari Singapura. Hal itu dilakukan agar perjalanan berlangsung lancar sehingga misi dan tujuan dari kegiatan dapat tercapai.

Ya, seperti yang disampaikan Djohan, perjalanan kali ini tidak hanya sekadar penyaluran hobi melakukan perjalanan dengan motor besar dari para peserta. Tapi lebih dari itu juga mengusung program IMBI Sumut pimpinan H Musa Rajecksah di bidang pariwisata dan sosial. Dengan demikian keberadaan IMBI dapat ikut dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya sosialisasi keselamatan berkendaraan (safety riding) dengan mengutamakan keamanan berkedara. Seluruh rombongan akan menggunakan perlengkapan keamanan seperti helm, jaket pelindung, dan mentaati peraturan lalu-lintas dan marka jalan.

Seperti yang disampaikan Basri CH penyelenggaraan event ini akan dirangkai dengan beberapa kegiatan bakti sosial. Untuk kegiatan ini rombongan bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) yang akan menentukan bentuk kegiatan yang akan digelar. Salah satunya operasi katarak gratis kepada masyarakat atau bisa juga dalam bentuk penyerahan bantuan kepada masyarakat. Untuk itu rombongan membuka pintu bagi masyarakat yang ingin berperan dengan memberi sumbangan kepada PMI Indonesia.

“Ya, selain menyalurkan hobi, inti kegiatan ini kita juga ingin berbagi kasih dengan masyarakat yang kita lalui sepanjang perjalanan. Dengan demikian kita mencoba menghapus batas yang ada antara masyarakat dengan insan otomotif itu sendiri,” ucap Basri.

Selain bakti sosial tadi, bekerjasama dengan instansi dinas pariwisata Indonesia, rombongan juga mengusung program yang diharapkan dapat menunjang dunia kepariwisataan nasional. Hal itu akan diwujudkan dengan mengeksplorasi kekayaan daerah wisata di tiap daerah yang dilalui dalam sebuah dokumentasi.
Sejalan dengan itu perjalanan nantinya akan didokumentasikan dalam bentuk film dokumenter yang diperankan masing-masing peserta tanpa scenario (real life). Bahkan untuk sebahagian perjalanan rombongan sengaja memilih tidak tidur di hotel melainkan menginap di rumah masyarakat.

“Dengan begitu kita dapat mengangkat cerita rakyat yang ada di tengah-tengah masyarakat beserta keunikannya. Seperti bagaimana kehidupan masyarakat di Pulau Komodo atau pun masyarakat Mentawai yang menjadikan sagu sebagai makanan pokok. Ini hal-hal yang tentunya menambah petualangan selama perjalanan dan dengan publikasi yang nantinya akan kita lakukan baik di media cetak maupun internet dapat menunjang dunia pariwisata Indonesia,” jelas Benny Arwana.

Sebelumnya rombongan juga sudah menggelar beberapa perjalanan. Dimulai 2006 dengan rute yang tidak hanya nasional juga Asia Tenggara. Beberapa negara yang sudah dilalui antara lain Malaysia (Johor Baru-Malaka-Trengganu-Kelantan-Kedah-Perlin-Penang-Ipoh-Kuala Lumpur sejauh 2.900 Kilometer) 2007 lalu. Berlanjut di 2008 dengan rute Kuala Lumpur-Perlis-Chompon-Phuket-Hat Yai-Songkla-Danok-Kuala Lumpur sejauh 2.400 Kilometer. Di 2010 lalu rombongan juga menggelar perjalanan dengan rute North Thailand (Chiang mai-Mae Hong Son-Chiang Rai-Golden Triangle-Myanmar Border-Chiang Mai sejauh 1.400 Kilometer. Perjalanan kali ini pun akan menjadi yang pertama dilakukan secara team dan akan dicatatkan di rekor MURI. (*)

Sumber:

http://www.hariansumutpos.com/2011/02/318/gabungkan-wisata-amal-dan-kampanye-berlalulintas.htm

Nikmatnya Keliling Indonesia Naik Motor

Apakah anda menyenangi petualangan? Apakah hal-hal baru di saat liburan membuat anda lebih bersemangat? Sekelompok warga Belanda melakukan perjalanan bermotor keliling Indonesia.

Salah seorang pemilik biro perjalanan Travel 2 Explore khusus menyediakan perjalanan dengan motor di Indonesia. Peminatnya cukup tinggi. Biasanya mereka adalah orang-orang yang menyukai bentuk petualangan baru. Menurut pemiliknya Edwin van Beelden.

Edwin van Beelden: Saya mengkhususkan diri pada perjalanan motor di luar Eropa. Saya bahkan telah dua kali melakukan perjalanan motor di Indonesia. Saya juga punya teman-teman di Bali. Dari Bali itu kami memiliki ide untuk melakukan perjalanan dengan motor dan untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke pulau Sumba, Lombok dan Flores serta Sumbawa. Setelah pulang dari perjalanan itu saya langsung mengorganisasi perjalanan keliling Indonesia dengan motor.

Hal itu tentu saja membutuhkan persiapan dan biaya yang tidak sedikit. Selama kurang lebih dua puluh dua hari para pesertanya diajak berkeliling ke pulau-pulau seperti Sumba, Bali, Lombok dan Flores dengan menyewa motor lokal. Lalu apa alasannya berkeliling dengan motor bukannya dengan kendaraan lain seperti misalnya dengan mobil. Bukankah akan lebih gampang dengan mobil? Menurut Edwin van Beelden.

van Beelden: Banyak sekali pelanggan yang berminat untuk melakukan perjalanan dengan motor. Selain itu dengan motor anda bisa merupakan bagian dari Indonesia. Anda menjadi bagian dari alam, selain itu anda dapat memasuki wilayah-wilayah atau desa-desa yang terpencil. Orang-orang di desa sangat senang sekali jika ada serombongan turis bermotor datang. Mereka menyambutnya dengan tangan terbuka. Selain itu jika berhenti dan beristirahat sambil makan, merupakan cara yang paling asyik untuk melakukan perjalanan.

Berdelapan
Rombongannya menggunakan motor Tiger. Setiap rombongan terdiri atas maksimal delapan orang. Jika sudah mencakup delapan orang maka ia tidak menerima lagi peserta. Alasannya demi keamanan, serta untuk mencegah keterkejutan penduduk desa-desa yang dikunjungi.

Lalu apakah perjalanannya dengan motor tersebut juga melewati jalan-jalan besar di Indonesia?

van Beelden: Kami justru melewati jalan-jalan kecil. Kami juga menyewa pemandu lokal. Jadi pemandu itu berbeda-beda. Di Bali lain, di Lombok lain lagi. Pemandu itu mengetahui dengan baik jalan-jalan yang harus kami lalui. Saya tidak ingin melalui jalan besar. Memang di Lombok, Sumbawa, Flores tidak ada jalan besar. Di sana anda tidak melihat ada mobil atau truk yang lewat. Kami berupaya keras agar hanya melewati jalan-jalan pedesaan.

Edwin van Beelden tidak akan takut kekurangan peminat untuk melakukan perjalanan liburan dengan motor. Karena umumnya mereka yang sudah mengikuti turnya, berjanji untuk mengikuti lagi tur dengan motor berikutnya. Rata-rata para pesertanya puas dan menyatakan Indonesia merupakan surga. Makanannya enak, pemandangannya indah dan penduduknya juga sangat ramah.

Perjalanan selama 22 hari tersebut menghabiskan biaya sekitar 2900 euro. Semuanya sudah termasuk penginapan, sewa motor serta tiket untuk biaya pesawat dari Amsterdam Belanda.

Beda budaya
Namun apakah sama sekali tidak ada bahaya nya mengingat pesertanya tidak mengenal budaya setempat. Jalan yang serba berbeda dengan Belanda, peraturan lalu lintas yang juga beda dan tingkah laku para pengendara bermotor yang juga berbeda dengan Belanda. Ternyata Edwin van Beelden memiliki kiat tersendiri.

Edwin van Beelden: Ya terutama motor-motor itu, mereka mengemudikan seenaknya. Jadi kami juga harus lebih memperhatikan peserta. Para peserta hanya terbiasa dengan jalan-jalan di Belanda yang besar. Di Flores terutama, jalannya jelek dan di sana bahkan hampir tidak ada kendaraan kecuali jika anda sampai di pedesaan. Saya selalu memperingatkan mereka sebelum ikut perjalanan ini, mereka harus sudah memiliki SIM yang sudah beberapa tahun. Dan saya juga memperingatkan bahwa aturan lalu lintas sangat kacau. Mereka harus benar-benar berhati-hati.

Entah merasa takut ataukah berani. Yang penting para pengendara sepeda motor tersebut dapat keliling melihat Indonesia. Dan Indonesia pun harus lebih memperhatikan kondisi dan keselamatan jalan agar tidak saja aman bagi para turis tapi juga buat warga Indonesia sendiri.

 

Serpong – Anyer PP on klx 150s

Mulai dari serpong pake jalur tikus ke legok dan curuk baru menuju serang cilegon sampe di anyer. Hanya isi bensin sekali 6.1 liter hanya 50 ribu bisa untuk bolak balik. Perjalan balik pake jalan besar dari anyer, cilegon, serang, tangerang dan serpong.

Total jarak yang di tempuh 272 km.
Berangkat dari rumah jam 10 pagi sampe rumah lagi jam 10 malam. Bisa di katakan 12 jam adventure serpong anyer PP.

Teton Aluminum box on KLX250S

This Teton Pannier Kit for your KLX250s includes everything you need for a great luggage system. The kit includes:

Two Teton Panniers

SU Rack System

Mounting hardware (HTPMK-750A)

Pannier kit does not include the tail rack shown in photos. Available separately, see it HERE.

We’re wild about the 200-250cc bikes now coming into the dual  sport market. The KLX250s is a great value. Keep it well-tuned and it will make a great adventure trail bike, as well as an ultra-practical, economical and easy to maneuver commuting bike.

This is especially true when you add aluminum panniers and a tail rack. The best of both worlds … grocery hauler during the week and transportation to nature’s special places on the weekend or on vacation.

Imnaha Aluminum box on KLX250S

Belum sempat di terjemahkan

Happy Trails Imnaha Panniers are designed for riders who want the benefits of hard luggage without the extra bulk of larger aluminum panniers. They are lockable and sturdy. They present a very narrow profile and hold a surprising amount of gear when you pack right.

Built with the same great quality as all other Happy Trails panniers for the true Adventure rider. A great addition to your pannier collection.

This Imnaha Pannier Kit for your KLX250S includes everything you need:

Two Imnaha Panniers with built in lid loops and lid locks

SU Rack System

Mounting hardware

Includes matched key lid locks in addition to the cam latches which provide the dust and water proof seal that makes our boxes famous.

Kurt says: “I love these little guys. I just returned from a hard two-day wilderness ride comforted the entire while knowing all the tools, air, and tubes I needed in an emergency were safely stowed in my Happy Trails Imnaha aluminum panniers. Surprisingly, I still had room for a jacket liner, power bars, Jerky, toiletries, and a complete change of clothes. I added a waterproof duffel to my tail rack containing my sleeping bag and tent and I was good to go for 500 ever-so-dusty miles. The Imnaha’s have become my favorite minimalist tool for off-road work.”

E21 GIVI Box on KLX250S

Happy trail sebuah perusahaan dari amerika menawarkan produk pemasangan side box E21 SKU GIVIKIT pada KLX250S.

Pemasangannya menggunakan happy trails SU side racks.

Seperti biasa tetap harus beli braketnya sendiri karena jualnya terpisah.

Yang di dapatkan adalah:
1. Happy Trails sturdy SU side racks (black powder coat)
2. Dua E21N Monokey® cases dari GIVI, perusahaan terkenal dari itali yang bergerak di bidang box motor
3. SU mounting hardware dan GIVI lug kit
4. GIVI mounting template dan drill bit

The E21N Monokey® case terbuat dari bahan yang kuat. E21s cocok untuk perjalanan baik dalam kota maupun jarak jauh. Setiap box dapat menampung kapasitas 21 liter capacity dengan penutup di atas box. Dimensi: 16.5″ x 13.5″ x 7.5″

Produk givi sudah banyak terjual di indonesia maka ini kombinasi yang paling memungkinkan klx dengan givi e21.