New Side Bag on KLX 150s

Sabtu baru dapat side bag yng akan di pasang di motor kesayangan KLX 150s guna mendukung kegiatan touring jarak jauh. Hal ini merupakan alternatiof yang paling murah ketimbang beli box sama bracketnya. Dari hasil penelitian untuk box givi saja 2 side box dan bracket butuh sekitar 1.9 juta. Untuk merek yang lebih murah seperti KMI dua Box seharga Rp 900 ribu. Side box cukup 350 ribu.

Untuk sekadar membawa barang barang yang penting butuh dua side bag. Pengalaman bawa tas ransel terus bikin cepat pegal pegal. semoga ini bisa membuat daftar panjang adventure kembali.

3000 km tune up mesin dan ganti oli

Udah waktunya servis motor ganti oli dan tune up di bengkel resmi kawasaki 

Sabtu pagi waktu yang tepat untuk servis motor sudah 2 bulan tidak di servis dan suara mesin sudah tidak sehalus dulu. Sekalain butuh ganti oli karena sudah masuki 3000 km maka waktunya untuk diganti.

Seharus 3000 km servis tetap gratis tapi kali ini tidak bawa buku servis karena hilang. Sebenar hilang karena ikut di katut di curi oleh maling yang mengambil tas saya. Walaupun demikian tetap aja suruh bayar biaya servis untuk motor.

Motor mulai dikerjakan oleh para mekanik, terkesan agak sepi bengkel yang satu ini dengan ada dua pelangang, saya dan bapak bapak setengah baya. mulai di tes ternyata suara motor sudah tidak sempurna disarankan untuk di tune up dan mesin di bongkar ke dalam dalam agar bisa di bersihkan dan di optimalkan kinerja mesin.

Aku tanya butuh tambahan duit berapa agar bisa di tune up mesin klx? Mekanik menjawab rp 200 ribu.

Aku sempat kaget kok mahal sekali padahal motor baru tak pake 3 bulanan dan hanya di jalan raya antar dan tidak pernah off road dan yang penting tidak pernah jatuh.

Yah sebagai orang yang belum sepenuhnya paham motor apalagi mesin percaya aja dengan mekanik sebagaimana pasien percaya sama dokter. Langsung di kerjakan pembongkaran mesin.

Untuk membuka mesin, membersihkan dalemannya, saringan sampe kampas kampasnya seperti gigi dan kopling memakan waktu 2 jaman. Tambah satu jam lagi karena di potong istirahat makan. Yah nasib deh harus nunggu satu jam untuk dua orang mekanik makan siang. Mungkin lebih baik lagi seandainya satu makan lalu yang satu mengerjakan motor agak efesiensi waktu tetap terjaga.

Habis makan siang selese mereka berdua kembali bekerja, aku minta untuk di setting monoshock belakang agar lebih lembut. Agar lebih enak menghantam polisi tidur atau jalan yang berlubang.

Habis di bongkar dan di pasang kembali mulai untuk menuangkan oli resmi kawasaki. mekaniknya cerita oli cukup hanya 1 liter saja. Kemarin ada kasus pemilik klx mengisi oli sampe 2 liter lebih pake yamahalube racing. Akibatnya bodoh sekali malah hilang tenaga karena kelebihan oli itu akan masuk ke dalam saringan filter.

Agar motor klx ini lebih mantap di sarankan pake engine guard harganya Rp 200 ribu dan juga tambah knalpot agar lebih berjiwa untuk offroad dan racing harganya Rp 460 ribu. Ini lebih tertarik untuk engine guardnya lebih murah dan lebih jelas fungsi untuk melindungi.

Servis juga dilakukan untuk pembersihan karburatur yang merupakan paru parunya motor.

Habis semua servis di lakukan di dekati oleh satu mekanik. Dia bilang mas ini sudah siap kalau mau bayar biaya servis dan ganti oli langsung di bayar di depan untuk yang tune up mesin langsung ke kita aja. Wah jadi sempet kaget kok bayarnya langsung ke mekanik, berarti itu langsung masuk ke kantong mereka. Bahkan tidak ada kuitansi untuk tune up motornya.

Pada dasarnya kondisi motor sudah sehat kembali dan siap siap untuk adventure berikutnya untuk menaklukan jawa dan bali

6000 km Servis ringan dan ganti oli

Saat perjalanan balik dari bali menuju jogja berhenti di klaten untuk melakukan servis rutin dan ganti oli setiap 3000km

Sebenernya awalnya mau mencari bengkel di daerah batu malang karena bagian setelan rantai copot dan hilang tapi tidak sempat sempat. Baru ketemu berhenti di daerah klaten.

Disana tidak ada spare part untuk bagian setelan motor dan di suruh ke bridgen katamso di jogja ada bengkel resminya dan ada bengkel eko. Disitu bisa menyediaka spare part setelan rantai.

Di klaten hanya ganti oli biasa lalu servis ringan lalu lanjutkan ke bridgen katamso jogja. Di bengkel resmi tidak ada tapi malah di bengkel ekka malah lengkap.

Habis selese terpasang langsung rumah di jogja dan istirahat siapin tenaga untuk perjalanan ke jakarta dan serpong di besok harinya.

9000 km Servis ringan dan ganti oli

Servis motor dan ganti oli di jalan gejayan

Exploride di lampung

Lampung, 10 April 2011

08.00 – 10.30
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, setelah 50 hari team meninggalkan Jakarta dan tidak berjumpa dengan keluarga maka pada hari ini mereka akan dapat berjumpa dengan keluarganya masing-masing. Kami semua bangun dengan kondisi yang segar dan siap untuk kembali ke Jakarta setelah terlebih dahulu sarapan pagi di hotel. Saya memutuskan agar team kendaraan kembali ke Jakarta via tol Merak menuju Jakarta agar mereka terlebih dahulu dapat bertemu dengan keluarga, sementara saya akan menempuh jalur yang lebih panjang melalui Serang – Tangerang – Bintaro karena motor harus diperbaiki sebelum melanjutkan perjalanan ke pulau Kalimantan. Namun, terlebih dahulu kami harus melalui penyeberangan feri Bahaheuni – Merak sebelum tiba di Jakarta. Akhirnya kami check-out dari hotel dan melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Bakaheuni.

10.30 – 13.30
Hari terasa terik dalam perjalanan menuju pelabuhan penyeberangan Bakaheuni, namun kondisi jalan tidak terlalu macet dan saya tempuh perjalanan dengan santai dan sampai di pelabuhan sekitar jam 12.00 dan mencari rumah makan untuk santap siang sebelum kendaraan masuk ke kapal untuk diseberangkan ke pelabuhan Merak. Kami makan di sebuah rumah makan khas Minangkabau, setelah itu secara kebetulan kami juga masuk sangat cepat kedalam kapal feri tanpa hambatan.

13.30 – 15.00
Ternyata kapal yang kami tumpangi baru bertolak dari pelabuhan Bakaheuni menuju pelabuhan Merak sekitar pukul 15.00. Sambil menunggu beberapa kendaraan lain masuk ke dalam kapal, kami menunggu di ruang VIP sambil beristirahat. Sebagian team melakukan survey ke sekeliling kapal untuk mencari spot syuting testimonial perjalanan lintas barat Sumatera yang kami rencanakan akan dilakukan di atas kapal dan dalam perjalanan menuju pelabuhan Merak.

15.00 – 18.00
Akhirnya kapal feri yang kami tumpangi berangkat, dan secara bersamaan kami membuat syuting testimonial dia atas geladak kapal feri roro yang mengantar kami kembali ke Jakarta. Secara kebetulan langit juga cukup cerah, sehingga proses syuting dapat berjalan dengan lancar. Akhirnya dalam beberapa jam terlihat sudah pelabuhan Merak dan kami segera bersiap-siap untuk turun dari kapal dan mengeluarkan kendaraan untuk segera kembali ke Jakarta. Kami semua berpamitan dan meninggalkan pelabuhan dengan rute yang berbeda. Rupanya hari libur tersebut adalah hari yang cukup padat, sehingga beberapa kali kemacetan menghadang saya kembali ke Jakarta. Banyak pasar malam di rute Serang –Tangerang – Bintaro yang mengakibatkan saya masuk ke Bintaro sedikit terlambat dari jadwal yang ditentukan. Setelah menitipkan motor di bengkel BMW Motorrad, saya segera memesan sebuah taxi untuk mengantar saya ke Pamulang dan bertemu dengan istri dan anak saya tercinta. Senang akhirnya saya dapat berkumpul kembali dengan keluarga tercinta di Jakarta, demikian juga dengan team Indonesia Exploride yang terlebih dahulu tiba di rumah masing-masing dan dapat bertemu keluarga mereka. Sampai jumpa dalam perjalanan kami berikutnya di pulau Kalimantan!

Exploride di Bengkulu2

Bengkulu, 9 April 2011

04.00 – 06.00
Semangat besar ada di seluruh team Indonesia Exploride karena lusa kami dapat berkumpul kembali dengan keluarga di Jakarta selama sepekan sebelum melanjutkan eksplorasi budaya dan pariwisata ke pulau Kalimantan, namun sebelumnya kami harus melanjutkan perjalanan kami kembali ke Jakarta via Krui – Lampung. Kami bangun lebih pagi karena perjalanan panjang akan kami tempuh hari ini, setelah barang-barang kami kemas dan masukkan kedalam motor dan mobil. Team segera meninggalkan Bengkulu menuju Lampung via Krui dengan panduan GPS tentunya.

06.00 – 10.30
Perjalanan dari Bengkulu menuju Lampung via Krui kami estimasikan dapat ditempuh selama 16 jam, hitungan tersebut sudah kami kalkulasikan termasuk beberapa rencana berhenti untuk makan siang dan malam serta kesempatan untuk mengambil beberapa dokumentasi foto dan video. Pemberhentian awal sebelum mencapai Krui saya tempuh dengan sedikit masalah cuaca, dimana hujan mendera selama perjalanan dan membuat semua jaket dan pakaian basah kuyup. Saya berhenti di kota kecil Manna untuk makan pagi dan berganti pakaian serta sepatu yang sudah basah separuh perjalanan. Kami semua makan pagi di sebuah warung nasi khas Sunda yang bersih serta makanan siap saji yang enak dan segar. Setelah badan cukup dan kering serta perut sudah kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke Lampung via Krui.

10.30 – 14.30
Kali ini perjalanan terasa indah, pemandangan laut yang mempesona di sekitar Krui membuat kami ingin selalu berhenti dan mengambil gambar. Team yang berada di dalam kendaraan juga sudah berhenti berkali-kali untuk mengambil gambar dan keindahan pantai Krui. Namun kondisi jalan si sekitar pesisir pantai Krui memang tidak semuanya bagus, jalan yang berkelok serta curam juga menjadi perhatian saya untuk lebih berhati-hati. Akhirnya saya berhenti lebih dahulu di rumah makan Ceria, sebuah rumah makan yang menyediakan menu siap saji yang lumayan enak.

14.30 – 15.15
Saya menyempatkan berinteraksi dengan pemilik warung secara kebetulan juga seorang penggemar sepeda motor, dia bercerita bahwa pasangan suami istri dari Prancis yang mengendarai motor seperti saya pernah mampir ke rumah makan miliknya, ternyata pasangan tersebut adalah sahabat baru saya Yves dan Francoise yang bertemu di pulau Samosir beberapa waktu yang lalu. Selang beberapa menit kemudian mobil datang dan akhirnya kami menikmati makan siang bersama sebelum melanjutkan perjalanan menuju Lampung.

15.15 – 21.45
Perjalanan kami lanjutkan, kali ini saya menunggu mobil dan mengikuti sampai batas akhir Krui dan mulai berpisah ketika memasuki taman nasional Bukit Barisan selatan yang sepi dan cukup menyeramkan ketika kita berada sendirian di atas sadel motor. Perasaan yang penuh was-was serta rasa takut akan terjadi sesuatu di lokasi taman nasional tersebut membuat saya memacu motor dengan lebih cepat lagi, saya tidak ingin kejadian di Lurah Berangin menimpa saya kembali, akhirnya saya dapat keluar dari taman nasional Bukit Barisan dengan selamat. Berhenti sejenak di sebuah SPBU untuk mengisi bahan bakar ‘Si Putih’ akhirnya saya lanjutkan perjalanan, rupanya banyak sekali pemeriksaan Polisi setempat sebelum memasuki kota Lampung. Namun, saya berhasil menghindari beberapa kali pemeriksaan dan dipersilahkan oleh Polisi setempat untuk melanjutkan perjalanan saya.

21.45 – 23.00
Akhirnya saya memasuki kota Lampung dan mencari hotel Arinas yang akan menjadi tempat persinggahan terakhir kami di pulau Sumatera sebelum kembali ke Jakarta. Segera saya mengurus administrasi dengan pihak hotel dan memastikan konfirmasi atas 3 kamar yang dipesan oleh team kami di Jakarta. Setelah masuk kamar dan memesan santap malam melalui room service, secara tiba-tiba saya menerima telpon dari pak Cecep kalau mobil diberhentikan di batas kota oleh Polisi karena surat-surat kurang lengkap (secara tidak sengaja semua surat-surat kendaraan terbawa oleh Lia ke Jakarta). Saya hanya meminta agar team cukup tenang dalam menghadapi masalah ini dan dapat menyelesaikan-nya dengan pihak berwajib dan keluar dengan solusi yang terbaik. Selang beberapa jam kemudian Ditto dan teman-teman tiba di hotel, mereka menceritakan kejadian seru seputar masalah mereka di batas kota. Saya bersyukur pada akhirnya team dibantu oleh Polisi yang baik dan dapat diperbolehkan meneruskan perjalanan walaupun dengan surat-surat yang kurang lengkap. Akhirnya kami semua kembali ke peraduan dan beristirahat

Exploride di Bengkulu

Bengkulu, 8 April 2011

07.00 – 10.00
Hari pertama di kota Bengkulu kami mulai dengan wawancara khusus dengan pemilik hotel Samudera Dwinka yaitu ibu Mislunawati dan bapak Soemantri selaku dewan penasehat PHRI serta ASITA Bengkulu. Banyak hal yang kami bicarakan dalam wawancara tersebut seperti perkembangan pariwisata di kota Bengkulu, strategi pasar ibu Mislunawati dalam persaingan hotel serta pendapat mereka tentang program Indonesia Exploride. Ibu Mislunawati juga sangat vokal dalam wawancara tersebut, karena beliau berpikir masih banyak hal yang perlu di lakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan pariwisata di propinsi Bengkulu. Akhirnya kami sudahi wawancara tersebut, karena jadwal kami pada hari ini masih padat untuk melihat beberapa obyek pariwisata dan budaya di kota tersebut.

10.00 – 11.00
Kunjungan kami mulai untuk melihat Danau Dendam Tak Sudah yang terletak di tengah kota Bengkulu dengan ditemani oleh bapak Soemantri bersama teman-teman-nya, memang unik nama danau ini yang ternyata dapat ditafsirkan berbeda bagi yang mendengarnya. Lokasi danau tersebut sekarang dijadikan tempat wisata bagi masyarakat kota Bengkulu, terutama bagi para muda-mudi yang memadu cinta. Banyak warung-warung sederhana yang berada di sekitar danau tersebut, sayang saja pengelolaan lokasi wisata tersebut masih kurang baik. Kebersihan kurang terjaga dan warung-warung tersebut berkesan kumuh dan tidak teratur. Semoga pemerintah daerah dapat memperbaiki situasi dan kondisi lokasi wisata tersebut untuk kemudian hari.

11.00 – 11.50
Dari Danau Dendam tak Sudah, team menuju ke lokasi kunjungan berikutnya yaitu rumah pengasingan Bung Karno ketika berada di Bengkulu. Sesampainya di rumah yang dahulunya milik seorang saudagar Cina yang dikontrak oleh Belanda untuk mengasingkan Bung Karno, kami disambut oleh mas Decky sang pemandu wisata yang ternyata sudah menunggu kami sejak beberapa menit yang lalu. Mas Decky menjelaskan sejarah rumah tersebut dengan berbagai cerita menarik seputar kehidupan sang proklamator Bung Karno di Bengkulu. Masih banyak barang peninggalan Bung Karno seperti sepeda ontel, pakaian untuk pertunjukkan, berbagai foto dan sebuah sumur yang dipercaya dapat membawa berkah apabila kita cuci muka atau bahkan mandi dari air-nya (Wallahu Alam). Saya bahkan menyempatkan membeli 2 buah buku tentang Bung Karno serta berbagai souvenir menarik untuk saya bawa pulang ke Jakarta.

11.50 – 13.00
Waktu sudah mendekati shalat Jumat, akhirnya kami berpamitan dengan mas Decky dan kembali ke hotel yang ternyata berdekatan dengan mesjid Jami Bengkulu atau yang lebih akrab disebut dengan mesjid Soekarno. Team melaksanakan shalat Jumat di lokasi mesjid tertua yang ada di kota Bengkulu tersebut, setelah shalat Jumat kami semua kembali ke hotel untuk bersiap-siap melanjutkan aktifitas hari ini ke lokasi lain-nya di Bengkulu.

13.00 – 15.30
Kami makan siang di sebuah rumah makan sederhana bersama bapak Soemantri dan kawan-kawan yang sejak awal mengantar kami berkeliling kota Bengkulu. Tujuan berikut-nya adalah benteng Marlborough yang terletak dekat pecinan di kota tersebut. Setibanya di lokasi benteng, kami disambut oleh mas Redo pemandu wisata di benteng tersebut. Benteng yang dibangun sejak abad ke 17 ini dibangun oleh Inggris ketika hendak menuju ke kota Padang, namun mereka mengurungkan niat mereka dan membangun benteng di Bengkulu. Benteng yang berbentuk seperti kura-kura tersebut (apabila dilihat dari atas) mempunyai nilai sejarah yang tinggi mulai dari zaman penjajahan Inggris, Belanda maupun Jepang.

15.30 – 17.00
Setelah puas melihat dan mendengar sejarah tentang benteng Marlborough, kami melanjutkan aktifitas dan segera menuju ke Toko Batik Bengkulu Gading Cempaka untuk melihat batik tradisional Bengkulu yang disebut dengan batik Besurek. Batik dengan kaligrafi tulisan Arab yang sebenar-nya tidak mempunyai makna apapun ini menjadi ikon kain khas Bengkulu. Saya dan Ditto menyempatkan membeli beberapa oleh-oleh Batik untuk istri dan anak di rumah.

17.00 – 18.50
Aktifitas pada hari tersebut kami lanjutkan menuju ke pantai Panjang untuk melihat sun set serta mengabadikan momentum alam tersebut sebagai salah satu dokumentasi penting. Sambil menunggu team melakukan berbagai aktifitas seperti bermain sepeda di pinggir pantai, berenang bahkan bermain-main. Akhirnya setelah menunggu selama hampir 1 jam, kami mendapatkan momentum sun set terindah selama eksplorasi kami keliling Indonesia. Setelah selesai kami kembali ke hotel untuk mandi dan menyegarkan badan sebelum melanjutkan aktifitas untuk melihat kesenian Tabot.

18.50 – 23.30
Team melanjutkan aktifitas terakhir untuk hari tersebut dan segera menuju ke sanggar tari Anggrek Bulan pimpinan ibu Hajjah Ollia Zakaria untuk melihat kesenian Tabot yang menggabungkan gerakan tari yang digabungkan dengan tatanan musikalitas perkusi yang penuh semangat serta dinamis. Tarian ini dibuat untuk mengenang perjuangan Ali, Hasan dan Husain cucu dan menantu Nabi Muhammad SAW yang mati sahid demi memperjuangkan keyakinan-nya. Proses pengambilan dokumentasi tarian tersebut sempat tertunda karena beberapakali hujan melanda bumi Bengkulu. Namun akhirnya kami baru dapat mengambil dokumentasi tarian yang indah, dinamis dan penuh semangat tersebut ketika hari mulai larut malam. Akhirnya kami sudahi aktifitas hari ini dan makan malam bersama para pemain tari Tabot dengan sate Padang yang kebetulan lewat di lokasi. Setelah makan malam kami berpamitan dengan tuan rumah serta pemilik sanggar dan segera menuju ke hotel untuk beristirahat.

Exploride di sungai penuh2

Sungai Penuh, 7 April 2011

06.00 – 10.15
Pagi yang cerah di Sungai Penuh dan tepat sekali untuk memulai perjalanan kami menuju kota Bengkulu. Rute yang akan kami lewati menuju Bengkulu adalah rute pesisir pantai selatan atau lintas barat Sumatra yang terkenal indah dengan pemandangan lautnya hampir di sepanjang perjalanan. Kota seperti Muko-Muko, Ipuh dan Lais akan kami lewati untuk sampai dapat di kota Bengkulu. Seperti biasa, saya berjalan sendirian di depan dan meninggalkan team yang berada di kendaraan untuk dapat menyusul saya di persinggahan awal yaitu kota Muko-Muko untuk sarapan pagi.

10.15 – 11.30
Saya berhenti di sebuah rumah makan mie ayam Jawa dengan penjual-nya yang juga asli dari Solo, sambil menunggu team kendaraan yang selang 30 menit dari saya. Setelah memesan semangkok mie ayam dengan pangsit goreng serta minuman dingin, saya santap makan pagi sambil istirahat di kota kecil Muko-Muko. Kemudian team yang di kendaraan tiba dan menyusul untuk memesan makanan karena saya yakin mereka sudah kelaparan sejak kami mulai perjalanan dari Sungai Penuh. Setelah kenyang dan cukup beristirahat, akhirnya kami lanjutkan perjalanan kami menuju kota Bengkulu yang menjadi persinggahan terakhir team Indonesia Exploride di pulau Sumatra

11.30 – 15.10
Rupanya perjalanan dari Muko-Muko cukup menantang, jalan-nya yang terkadang jelek melewati kebun kelapa sawit dengan sekali-sekali melewati kembali pesisir pantai serta beberapa lokasi jembatan yang masih belum selesai menjadi pemandangan yang lumrah. Saya bahkan melihat sebuah truk dengan muatan yang berat terguling akibat keteledoran sang pengemudi menyeberang di salah satu jembatan yang rusak. Mobil masih tertinggal jauh dari saya, makin terasa lapar ketika hari semakin siang. Akhirnya saya berhenti di sebuah rumah makan khas Minangkabau yaitu Sederhana Bintaro yang terletak di daerah Putri Hijau. Saya mencoba menunggu team yang ternyata masih jauh di belakang saya, setelah kenyang akhirnya saya meninggalkan team untuk berangkat ke Bengkulu dan berharap bisa tiba di batas kota sebelum malam.

15.10 – 18.40
Perjalanan menuju Bengkulu kali ini menempuh tantangan lain-nya, ternyata banyak truk-truk pengangkut hasil kelapa sawit serta komoditas lain yang keluar dan masuk menuju Bengkulu pada jam-jam ini. Saya berjuang dengan sabar untuk melewati iring-iringan truk tersebut dan bersyukur sudah tiba dan masuk di kota Bengkulu setelah Maghrib dan pada akhirnya tiba di lokasi hotel Samudera Dwinka yang memberikan team akomodasi selama kunjungan di kote tersebut. Saya segera check-in dan mencari makan malam di sekitar hotel karena perut sudah terasa lapar, akhirnya saya putuskan untuk memesan makanan untuk dibawa dan dimakan di kamar bersama Ditto. Selang beberapa menit kemudian team yang berada di mobil tiba di hotel.

18.40 – 22.00
Setelah makan malam, saya kembali membuat jurnal dan segera istirahat sementara Ditto masih mencoba meng-edit beberapa hasil fotonya untuk segera di upload ke dalam web kami. Rupanya badan saya sudah tidak kuat lagi dan tertidur meninggalkan Ditto dengan pekerjaan-nya yang saya lihat masih perlu waktu yang lama untuk menyelesaikan-nya

Exploride di sungai penuh

Sungai Penuh, 6 April 2011

07.00 – 09.00
Setelah sarapan pagi di hotel, kami check out dari hotel Jaya Wisata untuk mengeksplorasi keindahan Danau Kerinci dan tambahan tujuan baru kami yaitu Bukit Khayangan sebagai pengganti Danau Kembar. Perjalanan menuju Danau Kerinci ditempuh selama kurang lebih 1 jam.

09.00 – 12.15
Setibanya di lokasi Danau Kerinci kami mengambil beberapa dokumentasi foto dan video untuk keperluan program Indonesia Exploride. Tidak banyak yang dapat kami lihat di sekitar danau, karena jalan dan beberapa fasilitas masih diperbaiki dan bahkan banyak fasilitas yang masih tutup. Akhirnya kami kembali ke kota Sungai Penuh untuk makan siang dan check in di sebuah losmen yang berdekatan dengan tempat kami makan siang yaitu cafe Dapur Bunda.

12.15 – 13.30
Makan siang bersama cukup membuat perut kami semua kenyang dan melanjutkan perjalanan menuju Bukit Khayangan, perjalanan menuju lokasi tersebut kami tempuh hanya dalam 30 menit saja dengan melalui jalan yang ekstrim dengan penuh kerikil serta batuan ditambah tanah meranh yang sekali-sekali membuat saya harus lebih berhati-hati agar tidak tergelincir. Namun pemandangan menuju lokasi tersebut juga sangat indah, sehingga kami berhenti beberapa kali untuk mengambil foto. Begitu sampai di lokasi saya terkesima dengan pemandangan di Bukit Khayangan, sepertinya tidak percuma nama tersebut diberikan. Indahnya seperti berada di Nirwana tidak kalah dengan pemandangan di perbukitan Alpen.

13.30 – 17.00
Kami nikmati pemandangan di atas Bukit Khayangan dan berharap hari akan selalu cerah dan tidak hujan. Di lokasi yang indah ini kami membuat testimonial perjalanan Sumatra dari Lintas Timur yang kami lalui dari Lampung, Palembang, Jambi sampai dengan Aceh. Di atas sebuah batu yang menjorok ke tebing, kami mengambil setting tersebut untuk pembuatan testimonial tersebut. Ngeri juga melihat jurang dibawah, membuat saya vertigo sejenak apabila membayangkan betapa tingginya jurang serta jalan setapak yang kami lalui menuju Bukit Khayangan. Namun, semua terbayarkan ketika kami sampai di Puncak. Setelah puas berlama-lama di atas Bukit Khayangan, akhirnya kami putuskan untuk kembali ke kota Sungai Penuh sebelum hujan turun. Kami sedikit khawatir apabila hujan turun, kami akan mendapatkan kesulitan untuk turun nantinya karena kondisi jalan yang parah.

17.00 – 22.00
Akhirnya kami tiba dan sampai di kota Sungai Penuh tanpa hambatan, dan betul saja perkiraan saya dimana hujan mengguyur kota sungai Penuh setelah kami sampai di hotel tempat kami menginap. Rupanya kedekatan dengan alam selama perjalanan ini, membuat saya lebih sensitif dan peka terhadap situasi serta kondisi yang akan terjadi termasuk perubahan cuaca yang drastis. Kami makan malam di sebuah rumah makan khas Minangkabau yang bersebelahan dengan hotel dan segera beristirahat agar dapat tenaga yang cukup untuk dapat melanjutkan perjalanan panjang menuju kota berikutnya yaitu Bengkulu

Exploride di Padang2

Padang, 5 April 2011

07.00 – 09.00
Pagi ini kami bersiap-siap untuk meninggalkan kota Padang menuju kembali ke propinsi Jambi dengan tujuan kota kecil Sungai Penuh, dimana team akan mengeksplorasi keindahan Danau Kerinci. Setelah sarapan pagi kami semua mengatur GPS dengan arah Sungai Penuh via Solok – Muaralabuh dimana kami dapat melihat Danau Kembar dalam perjalanan apabila melalui rute tersebut, setelah semua barang-barang masuk ke dalam kendaraan maka kami segera berangkat menuju Sungai Penuh dengan rencana rute yang telah ditentukan.

09.00 – 12.30
Ada yang lucu dan unik dalam perjalanan menuju Sungai Penuh, dalam perjalanan tersebut saya mengikuti mobil dari belakang dan tidak memperhatikan GPS yang berada di motor. Setelah melewati batas kota Padang, mobil berbelok ke arah berlawanan dengan panduan GPS yang berada di motor. Belajar dari kasus-kasus sebelumnya, saya hanya mengikuti mobil karena GPS dapat mengatur kembali rute apabila memang kami tersesat di jalan. Kecurigaan saya timbul ketika melewati rute tepi laut yang selalu menjadi pemandangan kita dalam perjalanan, akhirnya saya berhenti di pelabuhan Teluk Kabung dan bertanya kepada penduduk setempat. Ternyata kami melewati jalur yang salah, kami mengambil rute pesisir pantai selatan yang jauh dari rute Solok – Muara Labuh. Sehingga timbul pilihan berat bagi kita, apakah kembali ke rute Solok – Muaralabuh atau meneruskan perjalanan tetapi kehilangan Danau Kembar sebagai salah satu tujuan kita. Setelah mempertimbangkan secara bersama, akhirnya kami putuskan untuk meneruskan perjalanan melewati rute pesisir pantai selatan menuju Sungai Penuh.

12.30 – 13.30
Kami berhenti untuk istirahat makan siang di daerah Painan, sebuah rumah makan khas Minangkabau yang sederhana dan terletak di pinggiran pantai menjadi pilihan saya dan team untuk menikmati makan siang. Banyak lauk pauk yang masih tersisa dari Padang seperti rendang dan kerupuk Sanjai yang kami beli dari pusat oleh-oleh Christine Hakim, sehingga kami memesan lauk pauk secukup-nya dan bersama-sama menyantap makan siang ditambah dengan oleh-oleh yang telah kami pesan. Makan siang menjadi lebih berasa dan cukup untuk menambah tenaga untuk perjalanan berikutnya menuju Sungai Penuh.

13.30 – 17.30
Saya melanjutkan perjalanan menuju Sungai Penuh dengan meninggalkan mobil di belakang, rute menuju Sungai penuh sangat indah dengan pemandangan bukit, sawah serta hutan taman nasional Kerinci Seblat yang indah. Namun jalan yang ditempuh juga sangat ekstrim dengan kondisi jalan yang parah, sekali-sekali saya melewati jalan bekas longsoran serta jalan tanah dan batuan yang panjang. Tetapi saya nikmati perjalanan tersebut karena memang pemandangan di daerah tersebut sangat mempesona. Udaranya yang semakin dingin dapat saya rasakan ketika memasuki perbatasan kota Sungai Penuh. Pemandangan perbukitan seperti di pegunungan Alpen dapat saya rasakan, senang saya dapat merasakan keindahan alam yang luar biasa. Akhirnya saya tiba di kota Sungai Penuh dan berhenti di sebuah cafe kecil yang bersih untuk beristirahat sambil menunggu team yang lain-nya.

17.30 – 18.30
Setelah team tiba di cafe, mereka juga beristirahat sejenak sambil menikmati beberapa makanan dan minuman yang tersedia. Saya mencoba bertanya dengan penduduk setempat apakah ada hotel yang nyaman di sekitar kota Sungai Penuh, beberapa dari mereka merekomendasikan hotel Jaya Wisata. Akhirnya kami meninggalkan cafe tersebut untuk mencari hotel Jaya Wisata, rupanya kamar yang tersedia untuk kami hanya dapat kami pakai malam ini saja. Kami harus mencari hotel lain ke-esokan harinya, karena kami ingin menambah lama tinggal kami di Sungai Penuh untuk mencari pengganti tujuan Danau Kembar yang tidak dapat kami ambil karena salah jalan.


18.30 – 22.00
Kami check-in dan segera mencari beberapa opsi hotel lain-nya yang cocok dengan selera kami di kota Sungai Penuh, rupanya memang semua hotel sudah terisi penuih sampai besok karena ada acara musyawarah daerah dari sebuah partai. Setelah berkeliling cukup lama, akhirnya kami mendapatkan sebuah hotel yang ternyata berdekatan dengan cafe dimana kita singgahi pertama ketika tiba di kota Sungai Penuh. Ditambah lagi, kami mendapatkan sebuah informasi penting tentang sebuah lokasi tujuan baru yaitu Bukit Khayangan yang menurut penduduk setempat mempunyai pemandangan yang sangat indah. Kami kembali ke hotel dan makan malam di sebuah warung sederhana yang bersebelahan dengan hotel Jaya Wisata tempat kami menginap. Setelah kenyang kamipun beristirahat untuk mempersiapkan agenda besok melihat keindahan Danau Kerinci dan Bukit Khayangan. Selamat malam!